BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber hukum islam yang
pertama.sehingga kita hendaknya harus dapat memahami tentang kandungan di
dalamnya. Al-Qur’an dengan huruf-hurufnya, bab-babnya, surat-suratnya dan
ayat-ayatnya yang sama di seluruh dunia, baik di Jepang, Brasilia, Iraq
dan lain-lain. Andaikata ia bukan dari allah Swt, tentu terdapat perbedaan yang
banyak.
Al-Qur’an adalah laksana sinar yang memberikan
penerangan terhadap kehidupan manusia, bagaikan pelita yang memberikan cahaya kearah
hidayah ma’rifah. Al-Qur’an juga adalah kitab hidayah dan ijaz (melemahkan yang
lain). Ayat-ayatnya tentu ditetapkan kemudian diperinci dari allah Swt. Yang
maha bijaksana dan maha mengetahui.
Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus
benar-benar mengetahui kandungan-kandungan yang ada didalamnya dari berbagai
aspek. Ulumul Qur’an adalah salah satu jalan yang bisa membawa kita dalam
memahami kandungan Al-Qur’an.
Selain memahami alqur’an kita juga perlu tau mengetahui
bagaimana perkembangan ulumul qur’an dan siapa saja tokoh-tokoh yang menjadi
pendongkrak munculnya ulumul qur’an. Secara tidak langsung pemikiran merekalah
yang mengilhami kita dalam memaham al-qur’an.
- Rumusan Masalah
- Apa pengertian Ulumul Qur’an dan
sejarah.
- Sebatasmana ruang lingkup Ulumul
Qur’an.
- Bagaimana perkembangan Ulumul Qur’an.
- Siapa ulama’ dan apa saja karya-karya
mereka yang berhubungan dengan Ulumul Qur’an.
- Tujuan pembahasan
- Mengetahui pengertian Ulumul Qur’an
dan sejarah.
- Mengetahui ruang lingkup Ulumul
Qur’an.
- Mengetahui perkembangan Ulumul
Qur’an.
- Mengetahui ulama’ dan karya-karya
mereka yang berhubungan dengan Ulumul Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH ULUMUL QUR’AN
- Pengertian dan sejarah ulumul
qur’an
Ungkapan Ulumul Qur’an berasal dari
bahasa arab, yaitu Ulum dan Al-Qur’an. Kata Ulum merupakan bentuk jama’ dari
kata Ilmu, ilmu yang dimaksud disini sebagaimana didefinisikan Abu Syahbah
adalah sejumlah materi pembahasan yang dibatasi kesatuan tema ataupun tujuan.
Adapun Al-Qur’an sebagaimana didefinisikan sebagian ulama adalah kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW, yang lafadz-lafadznya mengandung
mukjizat, dan ditulis pada mushaf mulai dari awal Surat Al-Fatihah(1) sampai
akhir Surat An-Nas(114). Dengan demikian , secara bahasa ulumul qur’an adalah
ilmu (pembahasan) yang berkaitan dengan Al Qur’an.
Adapun secara definisi umum Ulumul
Qur’an adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan
pembahasan itu menyangkut materi-materi yang selanjutnya menjadi pokok-pokok
bahasan Ulumul Qur’an.
Mengenai kemunculan istilah ulumul
qur’an untuk yang pertama kalinya para penulis menyatakan bahwa Abu Al-Farj Bin
Al-Jauzi – lah yang pertama kali memunculkan kata tersebut pada abad ke-6 H.
adapun Az-Zarqani menyatakan bahwa istilah itu muncul pada abad 5 H, yang
disampaikan oleh Al-Hufi (w. 430 H) dalam karyanya yang berjudul Al-Burhan fi
Ulum Al-Qur’an. Dengan merujuk kitab Muqaddimatani Fi Ulum Al-Qur’an yang
dicetak tahun 1954 dan disunting oleh Arthur Jeffri, berpendapat bahwa istilah
ulumul qur’an muncul dalam kitab Al-Mabani fi Nazhm Al-Ma’ani yang ditulis
tahun 425 H.
Kitab hasil cetakannya mencapai 250
halaman itu menyajikan tentang Makki-madani, nuzul al qur’an, kondifikasi al
qur’an, penulisan mushaf, penolakan terhadap berbagai keraguan yang menyangkut
pengodifikasian al qur’an dan penulisan mushaf, jumlah surat dan ayat, tafsir,
takwil, muhkam mutasyabih, turunnya Al-Qur’an dengan Tujuh Huruf (Sab’ah Ahruf)
dan pembahasan lainnya. Lebih lanjutnya syahbah mengkritik analisis yang
dikeluarkan Az-Zarqani, kritiknya itu menyangkut penyebutan istilah Ulumul
Qur’an dalam kitab Al-Burhan Fi Ulumul Qur’an yang pertama kali muncul. Ia berpendapat bhwa istilah ulumul qur’an
sudah muncul sejak abad 3 H. yaitu ketika Ibn Al-Marzuban menullis kitab yang
berjudul Al-Hawi Fi Ulum Al-Qur’an.
Banyaknya ilmu yang ada kaitannya
dengan pembahasan Al-Qur’an menyebabkan banyak pula pembahasan ruang lingkup Ulumul
Qur’an. Ilmu-ilmu Al-Qur’an mencapai 77.450. hitungan itu diperoleh dari hasil
perkalian jumlah kalimat Al-Qur’an dengan empat karena tiap-tiap kalimat dalam
Al-Qur’an mempunyai empat makna yaitu zhahir, batin, hadd, dan mathla.
- Beberapa ruang lingkup pembahasan
ulumul qur’an
- Persoalan turunnya al-qur’an (nuzul
al-qur’an)
- Persoalan sanad (rangkaian para
periwayat).
- Persoalan qira’at ( cara pembacaan
al-qur’an)
- Persoalan kata-kata al-qur’an.
- Persoalan makna-makna al-qur’an yang
berkaitan dengan hukum.
- Persoalan makna al-qur’an yag
berkaitan dengan kata-kata al-quran.
- Fase Perkembangan ulumul qur’an
- Fase Sebelum Kodifikasi (Qobl
‘Ashr At-Tadwin)
Pada fase sebelum kodifikasi, ulumul
qur’an telah dianggap sebagai benih yang kemunculannya sangat diraqsakan sejak
masa Nabi. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari
al-qur’an dengan sungguh-sungguh terlebih lagi diantara mereka sebagaimana
diceritakan oleh Abu Abdurrahman As-Sulami, memiliki kebiasaan untuk tidak
berpindah kepad ayat lain, sebelum memahami dan mengamalkan ayat yang sedang
dipelajarinya.
- Fase Kodifikasi
Sebagaimana diketahui pada fase
sebelum kodifikasi, ulumul qur’an dan ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan
dalam bentuk kitab atau mushaf, satu-satunya yang sudah dikodofikasikan pada
saat itu hanyalah Al-Qur’an. Hal it uterus berlangsung sampai ketika Ali Bin
Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad untuk menulis nahwu. Perintah Ali inilah
yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa arab, pengodifikasisan
itu semakin marak dan meluas ketika Islam berada di bawah pemerintahan Bani
Umayyah dan Abbasyah pada periode-0periode awal pemerintahannya.
- Perkembangan ulumul qur’an
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad II
H.
Pada masa penyusunan ilmu-ilmu agama
yang dimulai sejak permulaan abad II H. pada ulama memberikan prioritas atas
penyusunan tafsir sebab sebab tafsir merupakan induk ulumul qur’an. Diantara
ulama abad II. Adalah :
-
Syu’bah Bin Hijjaj
-
Sufyan Bin Umayah
-
Sufyan Ats-Tsauri
-
Waqi’ Bin Al-Jarrh
-
Muqotil Bin Sulaiman
-
Ibn Jarir Ath-Thobari
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad III
H.
Pada abad III selain tafsir dan ilmu
tafsir para ulama mulai menyusun beberapa ilmu Al-Qur’an (ulumul qur’an),
diantaranya :
-
Ali Bin Al-Madani à
Ilmu Asbab An-Nuzul
-
Abu Ubaid Al-Qosimi Bin Salam à
Ilmu Nasikh Wa Al-Mansukh, Ilmu Qiraat, Dan Fadha’il Al-Qur’an
-
Muhammad Bin Ayyub Adh-Dhurraits à
Makki Wa
Al-Madani
-
Muhammad Bin Khalaf Al-Marzuban à
Kitab Al-Hawei Fi Ulum Al-Qur’an
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IV
H.
Pada abad IV H. Mulai disusun ilmu
gharib al-qur’an dan beberapa diantaranya memakai istilah ulumul qur’an,
diantara kitabnya adalah ;
-
Gharib Al-Qur’an
-
Aja’ib Ulum Al-Qur’an
-
Al-Mukhtazan Fi Ulum Al-Qur’an
-
Nukat Al-Qur’an Ad-Dallah Ala
Bayyan Fi Anwa Al-Qur’an Wa Al-Ahkam Al-Munbi’ah’an Ikhtilaf Al-Anam
-
Al-Astigna’ Fi Ulum Al-Qur’an
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad V
H.
Pada abad ini mulai disusun
ilmu-ilmu I’rab al-qur’an dalam satu kitab. Namun demikian penulisan
kitab-kitab ulumul qur’an masih terus dilakukan . ulama masa ini diantaranya :
-
Ali Bin Ibrahim Bin Sa’id Al-Hufi
-
Abu Amr-Dani
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VI
H.
Pada abad ini disamping ada ulama
yang meneruskan pengembangan ulumul qur’an, juga terdapat ulama yang mulai
menyusun ilmu mubhamat al-qu’an diantaranya :
-
Abu Al-Qosim Bin Abdurrahamn As-Suhali à
Kitab Mubhamat Al-Qur’an
-
Ibn Al-Jauzi à
Funun Al-Afnan Fi Aja’ib Al-Qur’an Dan Kitab Al-Mujtab Fi Ulum Tata’allaq Bi
Al-Qur’an
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VII
H.
Pada abad VII H ilmu-ilmu Al-qur’an terus
berkembang dengan mulai tersusunnya ilmu majaz al-qur’an dan ilmu qira’at.
Diantara ulamanya :
-
Alamuddin As-Sakhawi à
Hidayat Al-Murtab Fi Mutasyabih
-
Ibn ‘Abd As-Salam / Al Izz à
Ilmu Majaz Al-Qur’an
-
Abu Syamah à Al-Mursyid Al-Wajiz Fi
Ulum Al-Qur’an Tata’allaq Bi Al-Qur’an Al-Aziz
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VIII
H.
Pada abad ini muncullah ulama yang
menyusun ilmu-ilmu baru tentang al-qur’an, namun demikian penulisan kitab-kitab
tentang ulumul qur’an tetapo berjalan, diantaranya :
-
Ibn Abi Al-Isba’ à
Ilmu Badu’i Al-Qur’an
-
Ibn Al-Qayyim à
Ilmu Aqsam Al-Qur’an
-
Najmuddin Ath-0thufi à
Ilmu Hujjaj Al-Qur’an
- Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IX
dan X H.
Pada abad IX dan permulaan abad XH.
Makin banyak karya para ulama tentang ulumul qur’an pada masa ini ulumul qur’an
mencapai kesempurnaan. Diantara ulamanya antara lain :
-
Jalaludin Al-Bulqini à
Mawaqi’ An-Nujum
-
Muhammad Bin Sulaiman Al-Kafiyaji à At-Tafsir Fi Qowa’id
At-Tafsir
-
Jalaludin Abdurrahman Bin Kamaluddin
As-Suyuti à
At-Tahbir Fi Ulum At-Tafsir
Setelah as-suyuti wafat pada tahun
911 H. perkembangan ilmu al-qur’an seolah-olah telah mencapai puncaknya dan
berhenti dengan berhentinya para ulama’dalam pengembangan ilmu-ilmu al-qur’an
keadaan ini berlanjut sampai abad XIII H.
- Pengembangan Ulumul Qur’an Abad
Abad Modern.
Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa
setelah wafatnya imam as-suyuti tahun 911 H, maka terhentilah gerakan penulisan
al-qur’an dan pertumbuhannya sampai abad ke-XIV H. sebab pada abad ke-XIV H
atau pada abad modern ini bangkit kembali kegiatan penulisan ulumul qur’an dan
perkembangan kitab-kitabnya. Hal itu ditengarai dengan banyaknya ulama’ yang
mengarang ulumul qur’an dan menuls kitab-kitabnya, baik tafsir maupun
macam-macamnya kitab ulumul qur’an.
Diantara para ulama’ yang menulis
tafsir/ ulumul qur’an pada abad modern inin adalah sebagai berikut.
-
Ad-Dahlawi à Al-Fauzul Kabir Fi
Ushulil Tafsir
-
Thahir Al-Jaziri à
At-Tibyan Fi ‘Ulumil Qur’an.
-
Abu Daqiqah à
‘Ulumul Qur’an
-
M. Ali Salamah à
Minhajul Furqon Fi ‘Ulumil Qur’an
BAB III
PENUTUP
Ungkapan Ulumul Qur’an berasal dari
bahasa arab, yaitu Ulum dan Al-Qur’an. Kata Ulum merupakan bentuk jama’ dari
kata Ilmu, Adapun Al-Qur’an sebagaimana didefinisikan sebagian ulama adalah
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW, yang lafadz-lafadznya
mengandung mukjizat, dan ditulis pada mushaf mulai dari awal Surat
Al-Fatihah(1) sampai akhir Surat An-Nas(114).
Definisi umum Ulumul Qur’an adalah
sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan pembahasan itu
menyangkut materi-materi yang selanjutnya menjadi pokok-pokok bahasan Ulumul
Qur’an.
Banyaknya ilmu yang ada kaitannya
dengan pembahasan Al-Qur’an menyebabkan banyak pula pembahasan ruang lingkup
ulumul qur’an. Ilmu-ilmu Al-Qur’an mencapai 77.450. Persoalan turunnya
al-qur’an (nuzul al-qur’an). Persoalan sanad (rangkaian para periwayat).
Persoalan qira’at ( cara pembacaan al-qur’an). Persoalan kata-kata al-qur’an.
Persoalan makna-makna al-qur’an yang berkaitan dengan hukum. Persoalan makna
al-qur’an yag berkaitan dengan kata-kata al-quran.
Pada fase sebelum kodifikasi, ulumul
qur’an telah dianggap sebagai benih yang kemunculannya sangat dirasakan sejak
masa Nabi. Sebagaimana diketahui pada fase sebelum kodifikasi, ulumul qur’an
dan ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf,
satu-satunya yang sudah dikodofikasikan pada saat itu hanyalah Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
-
Djalal, Prof. Dr. H. Abdul. H. A, Ulumul
Quran, Dunia Ilmu, Surabaya.
2000
-
Taufiqurrohman, Drs. M. Ag. Studi
Ulumul Quran Telaah Atas Mushaf Utsmani, Pustaka Setia. Bandung, 2003
-
Rosihan Anwar, M. Ag. Ulumul Quran, Pustaka
Setia. Bandung,
2001